Minggu, 30 Maret 2014

kangen-

Malam ini, aku terdiam dalam kamarku. Sendiri. Tanpa kabarmu . Aku yang terbiasa membaca pesan singkatmu - kini tak lagi bisa. Menemukan namamu dalam layarku pun tak ada. Dimanakah kau kini? Secepat itukah kau hilang dalam hidupku? Kadang aku merindu nama- ucapan selamat- apapun atas namamu. Boleh? Rasa itu tidak mudah memudar untuk seseorang yang telah menguatkan aku lewat cintanya. Sekarang untuk bicara "Kangen kamu" saja pun aku butuh berkali-kali berpikir-
ketakutan yang datangku terlalu banyak-
takut kamu hiraukan aku :")
biarlah kangen itu simpan dihatiku sajalah 

Cetakan Pertama

Nanti ketika kumpulan perasaanku menjadi cetakan lembaran, aku tak peduli tentang siapa yang akan membacanya nanti- tentang siapa yang akan membelinya nanti. Aku tidak ingin khawatir atas itu
Aku hanya ingin tulisan ini tak akan pernah mati dan dapat dikenang jika aku mati

Tunggulah,
sampai aku memberitahu
ini "Cetakan Pertama" ku :)

Senin, 24 Maret 2014

Dengarkan aku dulu :)

"... mungkinkah kembali segala rasa yang telah hilang..akankah kau bahagia bila cinta tak ada untukmu lagi.."

masih ada perasaan yang mengganjal di hatiku, ada penjelasan yang belum sempat aku nyatakan kepadamu. Tapi kau seperti berlari sekarang. Kau berlari aku berlari, dan mungkin tak pernah akan terkejar. Maukah kau berhenti sejenak, dengar penjelasanku terlebih dahulu kemudian melanjutkan per-lari-anmu? Aku cuman ingin didengar , dan ketika kamu sudah mendengarkannya. Kau boleh berlari menjauhiku sejauh-jauhnyaa... dan tak akan pernah aku menghalangimu untuk menyuruhmu berhenti lagi..

Sabtu, 22 Maret 2014

Kembalilah ke rumah-

Aku mohon kepadamu, kembalilah kepadaku. Karena takkan pernah ada, yang mampu menggantikanmu.Sekali lagi..aku mohon kepadamu..

Beginilah aku yang selalu keras kepala dalam mempertahankan sebuah hubungan yang menurutku memang layak untuk dipertahankan. Aku belum jera untuk memintamu untuk tetap disini. Kembalilah segera dari perjalananmu sebelum semuanya benar-benar jauh. Aku yakin, akulah nanti tempat pelabuhan cintamu. Akulah pesisir yang sejauh apapun kau pergi dalam perjalanan panjangmu. Kau berlabuh padaku juaa, seperti biasa aku selalu berpendapat cinta itu seperti rumah sendiri. Sejauh apa kau tinggalkan, sejauh apa kaulupakan..disitulah nanti kau akan kembali. Tinggal dan mengenang :) Kembalilah ke rumahmu lagi, sayang..

Tanya soal cinta



Dilihat dari katanya JATUH CINTA , ada kata jatuh. Jatuh? Bukannya jatuh itu sakit :") Tapi kenapa orang yang mengalaminya selalu bahagia. Tunggu dulu, jangan berkesimpulan untuk kemudian mudah jatuh cinta untuk bahagia. Perlu kamu tahu, banyak yang harus kau siapkan sebelum kau benar-benar memutuskan untuk jatuh cinta. Apa kamu berani menanggung semua resiko atas kejadian jatuh cinta? Hidup itu kadang adalah tentang ketidak pastian dan yang pasti adalah resiko. Jawablah cukup dihatimu saja beberapa pertanyaan ini :

1. Sudahkah kau cukup berani memberikan sepotong hatimu untuk orang yang kau cinta?
2. Yakinkah kau jika dia mencintaimu sebesar cintamu?
3. Apa dia yang kau cinta dapat menjaga hatimu seperti kau menjaga hatinya?
4. Percayakah kau . dia tidak akan menyakitimu ?

Karena jatuh cinta itu soal kesiapan keberanian dan ketegaran untuk berani sakit.
"Bukannya aku takut akan kehilangan dirimu, tapi aku takut kehilangan cintamu  "

Kamis, 20 Maret 2014

Sepotong hati yang kau bawa

Malam selalu saja mengundangku untuk menyambutmu datang dalam kata-kataku. Mereka seolah mengiring auramu dikamarku. Di dadaku sesakkan rindu, yang kini aku bingung haruskah aku alamatkan padamu? Yaa, rindu ini masih milikmu kasih. Kejadian ini seperti terapi kejut untuk ku. Terlalu mengejutkan. Sayang, masihkah aku pantas memanggilmu dengan kata itu? Entah kenapa aku selalu merasa mendapatkan cerita cinta yang selalu berakhir naas. Apa ini cara Tuhan menguatkan aku? Biarlah waktu yang benar-benar akan mengujinya sebelum tepat datang padaku lagi. silakan kau berkelana wahai Arjunaku, pergilah ke segala penjuru negeri ini. Nanti jika Tuhan mempertemukan hati kita lagi, mungkin kita berjodoh. Dan jika tidak, memang jodoh tidak harus selalu datang lebih cepat :) Kamu masih membawa separuh hatiku, dan jikalau kau mengembalikannya padaku.. hatiku tak seutuh dulu.. :)

Sanggup

aku tidak terbiasa membenci orang yang pernah aku cintai, begitulah Tuhan begitu hebatnya menciptakan hatiku. Ketika aku harus menangis sendiri disini tanpamu lagi. Aku sanggup.Akhirnya ketakutan yang aku khawatirkan padamu terjadilah. Sebenarnya tak pernah ada niatku untuk pergi dari kehidupanmu, apalagi melupakan rasa cinta yang kau berikan padaku. Hanya saja, ketika kau mengatakan tak ada lagi ada rasa itu lagi dihatimu. Aku benar-benar tak sanggup untuk melanjutkannya lagi. Kalaulah memang harus begini jalan cerita untuk hubungan ini, aku rasa hanya keikhlasan yang harus aku lakukan. 

Karena aku sanggup , walau ku takmau. Berdiri sendiri tanpamu. Aku mau kau tak usah ragu. Tak perlu kau buat aku mengerti. Tersenyumlah karena ku sanggup :)

Rabu, 19 Maret 2014

Penjara Dukaku

Dulu, kau adalah penyebab tawaku. Namun kini kau terdakwa-karena menjadi penyebab tangisku. Semua berubah seiring waktu. Dulu kamulah sebab aku bahagia-dulu. Sekarang? Kau bagai debu yang sering menusuk mataku. Sungguh sayang sekali-sangat disayangkan untukku..kenapa mesti kamu yang menjadi terdakwa yang kini akan menjadi tersangka. Karena benar-benar benar semua yang terjadi. Sudah cukup kecewa karena kau berubah. Cukup. Maaf jika kau harusku penjarakan dalam dukaku. Disitu kamu pantas berada. 

Teori "Tinggal"

Ditinggalkan  dan meninggalkan. Ditinggalkan jauh menyakitkan daripada yang meninggalkan. Meninggalkan itu mudah-dan bahkan jarang yang merasa sakit

bersabarlah dengan sabar


Tuhan memberimu alasan yang jelas untuk meninggalkannya. Jadi, masih terus dilanjutkan? Bukankah Tuhan sudah meperlihatkan dan membuktikannya dengan sebaik-baiknya. Jadi, masih terus dilanjutkan?
Kau harus mengerti, ini adalah cara tuhan untuk mengatakan padamu secara tak langsung :

“Sudahlah.. Ada yang baru dan lebih baik untukmu. Tunggulah.. Aku sedang sibuk menuliskan cerita indahmu lagi. Bersabarlah.. ”

Dear, you..

"...pernahkah kau bicara, tapi tak didengar.. Tak dianggap sama sekali...pernahkah kau tak salah..tapi disalahkan.. tak diberi kesempatan.."
Jujur, ada perasaan yang masih menggantung dalam hatiku. Bukan karena aku tak rela untuk ditinggal kamu pergi, aku belajar untuk merelakanmu pergi dalam hidupku untuk kesekian kali ini. Tapi ada perasaan yang masih kau tinggalkan disini, kecewaku atas sikapmu . Aku masih menunggu kamu untuk bertemu dengan ku, walau hanya untuk beberapa waktu saja. aku hanya ingin kamu mendengar penjelasku dulu, dan aku ingin melakukan apa yang kau lakukan terhadapku. Bukan saling menjatuhkan, tapi inilah sebuah hubungan. Kita harus saling terbuka bukan? Jangan pernah menge-cap-ku seperti yang kau pikirkan sekarang. Apa kau tak menyadarinya? aku curiga kamu bertingkah melebihi aku :") Kita saling mencintai bukan saling memnyakiti bukan? Semoga jika Allah memberikan kesempatan untuk kita , untuk kita bertemu saja cukup.. untuk menjelaskan penjelasanku yang belum sempat kau dengar. Kau tahu? Kepergianmu secara mendadak seperti ini aku rasa tak akan pernah adil untukku. Kenapa? karena ku kira hubungan yang sudah berlangsung selama setahun ini sedang diuji Tuhan. dan kau? begitu mudahnyakah menghilang rasa itu padaku? melupakanku? meninggalkanku? apa kamu benar-benar menyerah dalam hubungan ini? Sungguh, mungkin aku yang terlalu berharap kepadamu. Tak seharusnya aku berharap padamu, aku hanya ingin berharap pada penciptamu . :) Semoga kelak ada waktu yang Tuhan sediakan untuk kita bicara tentang kita , mungkin yang terakhir... :")

Selamat untukmu :)

Selamat kau telah kehilangan orang yang mencintaimu dengan tulus. Kau yang perlu di kasiani karena telah menelantarkan seribu satu rasa yang terus tumbuh didalam hatinya.
Kau tahu?
Dan kurasa kau tak akan tahu

Kau akan tahu arti hakiki dari mencintai dengan tulus, ketika kau benar-benar kehilangannya.
Benar - benar

Dialog Ego dan Hati

“Hey, kenapa kamu masih bertahan dalam kondisi ini? Tidakkah kau menyadarinya sampai sekarang? Tidaklah kau tahu apa yang kau sebenarnya telah ketahui?”

-         Iya , aku masih bertahan sejauh ini. Dan aku masih ingin bertahan entah sampai kapan. Aku tahu dan aku ingin seolah-olah tak pernah tahu. Aku cukup tahu dengan hal-hal yang ingin aku ketahui saja tidak ingin seolah-olah tahu semua padahal sebenarnya aku telah tahu semua secara detail.

“Pernyataanmu memang selalu membingungkan dan rancu ya. Tidakkah kau sadar? Hatimu sendiri kau biarkan terkikis perlahan dalam kesakitan yang kau lakukan? Tidaklah kau menyayangiku?”

-         Iya, aku tahu aku selalu membingungkan. Aku tidak punya pedoman . tidak ada pegangan atas apa yang aku lakukan sejauh ini. Aku bagai kapal diatas badai. Tidak berarah dan siap akan tenggelam dalam lautan kesedihan. Tapi aku kuat-aku kapal dan aku nahkoda yang berjuang dalam kondisi ini. Begitukah? Sakit, iya aku tahu akupun sakit melalukannya tapi aku ingin berpura-pura tidak sakit. Aku kuat dalam kelemahan hatiku. Aku tegar dalam tangis yang melebur sau dalam kekecewaan. Tapi.. apa aku salah jika terus bertahan seperti ini..aku pun tidak cukup mengerti.. aku tidak dapat berpikir jernih-yang aku tahu aku masih nyaman dalam kondisi kepura-puraan ini.

“Coba kamu pikirkan lagi, tidak semua bisa bertahan diatas kepura-puran dan bahkan hampir tak ada yang bisa. Jujurlah-dengarkan aku, hatimu yang paling dalam. Aku tahu kau memang cukup tegar sampai saat ini. Kau selalu berhasil mendapatkan alasan-alasan untuk terus bertahan. Tapi sejauh apakah kau lakukan hal ini? Tidakkah kau menyayangiku. Tidakkah kau menyayangi hati ini. Aku sudah mencoba bertahan, tapi apa kan terus bertahan terus ? Tidakkah kau dengarkan aku sekali ini saja. Ini memang tidak mudah. Bahkan memang tidak akan pernah mudah. Tapi, aku yakin, aku-hatimu sudah Tuhan siapkan untuk menerima kenyatan ini. Jadilah bijak untuk hati ini.”

-         Maaf, aku adalah ego yang selalu berpura-pura tidak tahu dan penuh kemuafikan. Aku lemah dalam kondisi ini. Sungguh lemah-kau berhasil melemahkan aku atas pernyataanmu. Mungkin memang aku harus berhenti bertahan. Bertahan di atas kesakitan-kepura-puraan ini. Aku tidak ingin melihat diriku  berada diatas pusara perasaanku sendiri. Mungkin, Dan tidak perlu kata Mungkin, aku memang harus meninggalkan ini. Menjadi jujur bersama hati . Tuhan, selalu menegarkan hati ini. J Iyaa, aku harus percaya Tuhan tidak akan membiarkan aku seperti ini. 
Mulai detik ini, aku berhenti.
Mengharapkan apa yang tidak bisa diharapkan
Menunggu apa yang sudah tidak bisa lagi ditunggu
Menanti jawaban yang tidak pernah ada soal
Itu mustahil
Seperti Sekarang Ini
Tidak ada jawaban yang harus aku tahu-dan aku tunggu, karena semua telah jelas, telah benar-benar jelas. Lewat cara Tuhan meunjukan semua kebenarannya. Aku harus sadar dan tegas. Tidak ada pengorbanan atas hati yang hanya sia-sia.”

-Bertahanlah untuk seseorang yang membantumu untuk bertahan, jangan bertahan sendiri. Kamu tidaklah cukup kuat untuk menghadapinya dan menjalaninya sendiri. Lihat masih banyak yang kau harus lakukan, hanyalah waktu dan kesibukan yang akan benar-benar melupakanmu atas kejadian ini. Semangat. Hidup tidak bisa berjalan diatas kepura-puraan. Dunia ini memang panggung sandiwara, namun bukan berarti kau harus menjadi aktor seperti dalam film. Menjadilah natural. Bersedih silakan..bersedihlah sekarang-ini waktunya. Tapi cukuplah sebentar. Bahagialah lebih lama. Satu lagi—tidak semua hal bisa kau masukkan dalam hati . “

Minggu, 09 Maret 2014

Filosofi Bawang

Kamu tahu? kamu harus tahu ketika kamu baca tulisan ini dengan diam-diam , kamu perlu tahu aku sedang membahas sosokmu. Iya, sudah lama sekali rasanya semenjak aku berbahagia bisa bersamamu lagi-- aku tidak menulis, karena sepiku terpecahkan dengan keberadaanmu disampingku. Dan sekarang, ketika semua keadaan menjadi berubah kembali menyesakkan dada. Kau tahu? aku tidak menangis, dan tidak ada air mata yang terjatuhkan lagi. Menyedihkan memang , tidak ada air mata kesedihan dari hal yang paling menyakitkan. Mungkin air mata ini benar-benar telah habis, atau sekarang kau telah berhasil membuat langsung hatiku menangis. 

"Aku seperti mengiris bawang, kau yang ku iris ku yang menangis kau yang terluka"

Semoga Allah memudahkan ini semua
Sayangku tidak semudah menghapus sayangmu terhadapku :")

RANDOM

Kau tidak perlu tahu bagaimana perasaanku . Aku bertahan diatas ketidakseimbanganku berdiri. Biarkan aku lelah . Karena bagiku ini tidak adil untukku. Kita saling mencintai tapi kemudian menyakiti.Apa itu yang kau ingini? Maaf aku tidak maksud menyakiti, andai kau mau mendengar apa yang aku katakan. Mungkin , aku akan tetap berjuang.. teruss..sampai aku rasa adil :) :")